Senin, 16 April 2012

Beriman Menurut Pandangan Allah

Mari memahami ayat berikut ini sebelum kita membahas mengenai iman kepada Allah.

Al Baqarah [2.8]
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Al Baqarah [2.9]
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Pertanyaannya sudahkah kita termasuk orang yang beriman menurut Allah?
Beriman kepada Allah yang diinginkan Tuhan seperti apa?

Coba kita lihat ayat berikut ini :
Yunus [10.100]
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Iman kepada Allah tidak hanya mengucapkan atau percaya saja pada Tuhan. Orang Islam mengakui adanya Tuhan, Orang Nasrani juga mengakui adanya Tuhan, Orang Hindu juga mengakui adanya Tuhan dan agama lain juga mengakui adanya Tuhan. Artinya banyak orang yang hanya percaya pada Tuhan hanya sekedar percaya dan mereka tidak mau menggunakan akalnya. Gambaran untuk memiliki sebuah surat ijin mengemudi (STNK) itu saja sulit atau artinya untuk mengakui seorang pengendara harus ada surat ijinnya.

Mari kita perhatikan ayat berikut :
Al Hujurat [49.14]
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ada orang-orang jaman dahulu yaitu orang Badui yang mengaku beriman saja Allah menolak. Namun oleh Allah mereka baru dibilang runduk/menyerah/baru tunduk dan belum beriman. Dalam ayat itu ada sesuatu yang akan dimasukkan ke dalam dada manusia.

Mari dipahami ayat berikut ini:
Al Baqarah [2.62]
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ayat diatas baik orang Islam, Orang Yahudi, Orang Nasrani dan orang Shabiin asalkan mereka benar-benar beriman dan beramal saleh, mereka akan mendapat pahala dari Allah. Ayat ini menjelaskan bahwa tidak hanya orang Islam saja yang dianggap orang beriman. Jika kita berpandangan jauh kedepan timbul pertanyaan apakan sudah pasti orang Islam itu orang beriman? kenyataannya kita melihat disekeliling kita banyak orang Islam yang masih mendatangi tempat-tempat pemujaan, masih menggunakan adat-adat yang tidak diperintah oleh Allah dalam Alqur'an.

Jika kita menggunakan akal maka kita akan berpandangan lain mengenai pemahaman iman itu. Kita merasa iman kalau Allah sudah mengijini kepada kita. Bagaimana cara Allah memberi ijin kepada kita sebagai tanda bukti bahwa kita sudah menjadi orang iman? Allah akan memasukkan keimanan ke dalam dada kita. Apa yang dimasukkan ke dalam dada kita? Mari kita cermati ayat berikut :

Al Ankabut [29.49]
Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.

Dari ayat diatas disimpulkan bahwa Allah memasukkan ke dalam dada orang beriman berupa Al Qur'an. Masalahnya kita tidak mengetahui Al Qur'an yang dimasukkan ke dalam dada manusia karena ghaib. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya yaitu orang-orang yang ditunjuk diberi kesanggupan oleh Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar