Minggu, 06 Mei 2012

Sisi Dibalik Keberadaan Harta Benda

Pada jaman sekarang ini keberadaan harta benda bisa dikatakan menempati urutan pertama bagi sebuah prestise manusia atau kehormatan manusia. Harta benda digunakan sebagai sarana pendukung berbagai aktivitas termasuk di dalamnya sebagai sarana penunjang gaya hidup manusia dan bermegah-megahan. Harta benda tak hanya dianggap penting, bahkan harta benda sering dijadikan tuhan oleh sebagian manusia. Artinya sebagian manusia menghambakan dirinya pada harta benda sehingga melupakan kehidupan akhiratnya. Banyak kita lihat berbagai kekisruhan di belahan muka bumi ini yang ujung-ujungnya adalah memperebutkan posisi jabatan (kedudukan) dan harta benda. Tak tanggung-tanggung kenyataan ini justru terjadi di negara-negara yang notabene sebagian penduduknya mengaku menganut beragama Islam, yang konon juga merupakan tempat lahirnya para utusan (rasul-rasul) terdahulu.

Tak dapat dipungkiri, bahwasannya harta memang penting bagi siapa saja. Namun jika tidak dikelola dengan baik dalam artian sesuai dengan aturan (petunjuk), ia akan mendatangkan malapetaka yang hebat bagi pemiliknya. Namun hal ini banyak kurang disadari manusia itu sendiri.

Harta yang berupa pemberian dan titipan Allah SWT adalah sarana berjihad bagi orang-orang yang beriman. Ibarat pisau, harta memiliki dua sisi manfaat yang berbeda. Harta akan menjadi amal yang saleh jika disedekahkan, dan akan menjadi bencana bagi pemiliknya jika ditahan-tahan (tidak disedekahkan). Banyak orang menahan harta bendanya karena mereka mempunyai sifat kikir. Mari kita pahami ayat berikut ini.

Surat Al Imron [3.180]
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Surat At Taubah [9.35]
Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".

Orang yang tidak mau bersedekah tergolong Musyrik. Mari kita renungkan ayat berikut :
Surat Fushilat [41.6]
Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan (Nya),
Surat Fushilat [41.7]
(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.

Maka sebaliknya orang yang mau bersedekah akan memperoleh Ampunan dan Rahmat dari Tuhan. Mari kita pahami ayat berikut :
Surat Al Baqarah [2.268]
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Mengenai sedekah, zakat dan infaq mari kita pahami ayat berikut ini :
Surat Al Mu'minun [23.1-4]
  1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
  2. (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya,
  3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
  4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,

Surat Maryam [19.31]
dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;

Surat Al Baqarah [2.273]
(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

Tentang menafkahkan harta yang dicintai dijelaskan pada ayat berikut :
Surat Al Imron [3.92]
Kamu sekali-kali tidak sampai kepadakebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Surat Al Baqarah [2.177]
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Tentang memberi makan di hari kelaparan dijelaskan pada ayat berikut :
Surat Al Balad [90.11-15]
11.  Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?
12.  Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13.  (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14.  atau memberi makan pada hari kelaparan,
15.  (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,

Rabu, 02 Mei 2012

Mensyukuri Rejeki yang Dianugerahkan Allah

Kita hendaknya bersyukur karena kita telah diberi rezeki oleh Allah. Allah tidak memandang siapa yang diberi rezeki, oleh karena itu kita harus selalu bersyukur sebagai orang iman telah dipilih Allah juga diberikan rezeki yang banyak.
Seperti yang disebutkan dalam ayat berikut :

S U R A T   A L - B A Q A R A H
2:172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.

S U R A T   A L - A N ' A A M
6:53. Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?"

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa rezeki yang diberikan Allah kepada manusia tidaklah sama. Ada yang diberi rezeki lebih ada yang pas-pasan dan ada juga yang berlebihan. Namun pada dasarnya terhadap rezeki yang telah Allah berikan kepada kita, kita supaya bisa mensyukuri bukan malah mengkufuri.

 Namun kebanyakan manusia melupakan pemberian Allah. Banyak diantara manusia yang kurang bersyukur karena mereka tidak menyadari bahwa rezeki yang telah diberikan kepadanya, menurut orang tersebut hasil usahanya. Padahal jika dipahami semua rezeki itu datangnya dari Allah. Maka sudah sepaturnya kita bersyukur agar tidak terkena ayat berikut ini.

S U R A T   A L - A ' R A F
7:10. Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Harapannya kita termasuk orang-orang yang selalu bersyukur.


Senin, 30 April 2012

Bagaimana Bersyukur itu?

Kita sering lupa dalam keseharian untuk selalu bersyukur. Jika kita memahami dan sadar bahwa kita makhluk yang lemah, niscaya kita akan mencari siapa Pencipta kita. Sebab kepada siapa kalau kita bersyukur kalau bukan kepada Pencipta kita. Jika kita sadari bahwa diri kita terlahir dari mani dan sel telur yang dipertemukan di dalam rahim, yang merupakan awal kita hidup, maka kita seharusnya senantiasa berfikir agar selalu bisa mensyukurinya. Bagaimana tidak......sebab jika kita pikirkan air mani yang tidak ada harganya, air yang hina telah berubah menjadi kita seorang manusia yang dimata Allah kita diangkat menjadi makhluk yang tinggi derajatnya disisi Allah.

Mari kita pahami ayat berikut ini :

S U R A T   A L - K A H F I
18:37. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?

S U R A T   A L - H A J J
22:5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Dari kedua ayat tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa kita diciptakan oleh Allah dari air mani. Tidak hanya ayat tersebut yang menerangkan kita diciptakan dari mani sebenarnya masih banyak ayat yang dijelaskan Allah dalam Al Qur'an.

Kemudian setelah menjadi manusia kita diangkat derajatnya. Mari kita pahami ayat berikut ini :

SURAT AL-IMRAN
3:139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

Oleh karena itu hendaknya kita harus benar-benar bersyukur kepada Allah karena kita telah diciptakan oleh Allah dan ditempatkan dengan derajat yang tinggi. Ini sungguh suatu nikmat anugrah yang tinggi jika kita bisa memahaminya. Bersyukur tidak semata-mata dengan ucapan lisan tetapi dengan memikirkan ciptaan Allah itu lebih bisa dirasakan. Karena kita makhluk yang lemh yang tidak bisa berupadaya kecuali dengan upadaya Allah SWT.

Kita juga bisa belajar bersyukur dengan cara memahami ciptaan-ciptaan Allah selalin kita, misalnya dengan memahami binatang di sekeliling kita yang mana mereka mempunyai kelebihan masing-masing yang tidak kita miliki. Misalnya dengan memahami burung yang terbang. Kita tidak bisa terbang namun dengan ilmu yang diberikan Allah kita bisa terbang dengan membuat alat untuk terbang. Hal-hal semacam ini bisa menggugah kita untuk selalu bersyukur kepada Allah dengan meluruskan akal kita kepada Allah.

Selasa, 24 April 2012

Sudahkah kita bersyukur ?

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada kita semua, agar kita tergolong menjadi orang yang beriman. Bersyukur seperti dijelaskan dalam Surat Ibrahim.

S U R A T   I B R A H I M
14:7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Dalam ayat diatas dapat disimpulkan jika kita mensyukuri nikmat Allah maka Allah akan menambah nikmat-Nya. Jika tidak mau bersyukur maka akan disiksa oleh Allah. Sekarang kita sadari apakah kita sudah bersyukur atau belum. Kita diberi rejeki sudahkah kita infaqkan sebagian harta kita? Jika ada orang yang meminta sudahkah kita ikhlas memberinya?

Namun kita harus terhindar seperti yang disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 2 dan 3.

SURAT IBRAHIM
14:2. Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.
14:3. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan jika kita lebih menyukai kehidupan dunia maka hukumnya kita termasuk orang yang kufur. Dan dijelaskan dalam ayat lain di surat yunus dibawah ini.

SURAT YUNUS
10:7. Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
10:8. mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.

Oleh karena itu kita tidak boleh melalaikan ayat-ayat Allah.

S U R A T   A L - A ' R A F
7:40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.

Kesimpulan ayat diatas yaitu bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah tidak akan mungkin masuk ke dalam surga.

Senin, 16 April 2012

Beriman Menurut Pandangan Allah

Mari memahami ayat berikut ini sebelum kita membahas mengenai iman kepada Allah.

Al Baqarah [2.8]
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Al Baqarah [2.9]
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Pertanyaannya sudahkah kita termasuk orang yang beriman menurut Allah?
Beriman kepada Allah yang diinginkan Tuhan seperti apa?

Coba kita lihat ayat berikut ini :
Yunus [10.100]
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Iman kepada Allah tidak hanya mengucapkan atau percaya saja pada Tuhan. Orang Islam mengakui adanya Tuhan, Orang Nasrani juga mengakui adanya Tuhan, Orang Hindu juga mengakui adanya Tuhan dan agama lain juga mengakui adanya Tuhan. Artinya banyak orang yang hanya percaya pada Tuhan hanya sekedar percaya dan mereka tidak mau menggunakan akalnya. Gambaran untuk memiliki sebuah surat ijin mengemudi (STNK) itu saja sulit atau artinya untuk mengakui seorang pengendara harus ada surat ijinnya.

Mari kita perhatikan ayat berikut :
Al Hujurat [49.14]
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ada orang-orang jaman dahulu yaitu orang Badui yang mengaku beriman saja Allah menolak. Namun oleh Allah mereka baru dibilang runduk/menyerah/baru tunduk dan belum beriman. Dalam ayat itu ada sesuatu yang akan dimasukkan ke dalam dada manusia.

Mari dipahami ayat berikut ini:
Al Baqarah [2.62]
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ayat diatas baik orang Islam, Orang Yahudi, Orang Nasrani dan orang Shabiin asalkan mereka benar-benar beriman dan beramal saleh, mereka akan mendapat pahala dari Allah. Ayat ini menjelaskan bahwa tidak hanya orang Islam saja yang dianggap orang beriman. Jika kita berpandangan jauh kedepan timbul pertanyaan apakan sudah pasti orang Islam itu orang beriman? kenyataannya kita melihat disekeliling kita banyak orang Islam yang masih mendatangi tempat-tempat pemujaan, masih menggunakan adat-adat yang tidak diperintah oleh Allah dalam Alqur'an.

Jika kita menggunakan akal maka kita akan berpandangan lain mengenai pemahaman iman itu. Kita merasa iman kalau Allah sudah mengijini kepada kita. Bagaimana cara Allah memberi ijin kepada kita sebagai tanda bukti bahwa kita sudah menjadi orang iman? Allah akan memasukkan keimanan ke dalam dada kita. Apa yang dimasukkan ke dalam dada kita? Mari kita cermati ayat berikut :

Al Ankabut [29.49]
Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.

Dari ayat diatas disimpulkan bahwa Allah memasukkan ke dalam dada orang beriman berupa Al Qur'an. Masalahnya kita tidak mengetahui Al Qur'an yang dimasukkan ke dalam dada manusia karena ghaib. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya yaitu orang-orang yang ditunjuk diberi kesanggupan oleh Allah.

Rabu, 11 April 2012

Untuk menjadi orang beriman harus ada ijin dari Tuhan.

Surat Yunus [10.100]
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa menjadi orang beriman harus mendapat ijin dari Allah. Tidak hanya sekedar percaya bahwa Tuhan itu Esa seperti yang terdapat dalam rukun iman kemudian mengaku orang beriman. Karena kebanyakan kita manusia memahami beriman setelah mengucapkan dua kalimat syahadat dan percaya rukun iman kemudian menganggap diri kita telah menjadi orang beriman. Padahal dijelaskan ayat diatas Surat Yunus ayat 100 bahwasannya orang beriman adalah Allah yang memberi dengan ijin-Nya. Kemudian mari kita pahami ayat berikut :

Surat Al Baqarah [2.8]
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Surat Al Baqarah [2.9]
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Dari dua ayat diatas diceritakan bahwa pada jaman dahulu (Zaman Rasul Muhammad) ada orang yang baru masuk Islam kemudian mengatakan dirinya orang beriman. Tetapi Allah memberitahukan bahwa sesungguhnya mereka bukan orang beriman tetapi baru masuk Islam. Dan mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman. Padahal menurut pandangan Allah mereka itu hanya menipu dirinya sendiri. Mereka mengaku iman tetapi menurut Allah mereka bukan orang beriman. Coba pikirkan ayat diatas.

Dijelaskan lagi pada ayat yang lain di bawah ini.
Surat Al Hujurat [49.14]
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ayat diatas juga menjelaskan hal yang sama ketika orang Badui mengatakan bahwa mereka orang beriman tetapi Allah memberitahukan bahwa mereka belum beriman tetapi baru tunduk (baru Islam). Allah memberitahukan bahwa Allah belum memasukkan keimanan ke dalam dada. Ternyata dari ayat ini disimpulkan bahwa dikatakan orang beriman  jika Allah sudah memasukkan sesuatu ke dalam dada seseorang baru orang itu dikatakan beriman. Masalahnya sesuatu itu apa yang dimasukkan ke dalam dada orang yang akan menjadi orang beriman itu? Di dada mana? Di jasmani atau rohani?  Itu yang mesti kita pikirkan..!!

Dari beberapa ayat diatas disimpulkan bahwa orang beriman itu :
-          Harus ada ijin dari Allah.
-          Ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam dada rohaninya.

Senin, 09 April 2012

Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Pandangan Allah

Kemudian Ciri-ciri orang beriman itu bagaimana?
Mari kita pahami ayat berikut :
Surat Fathir [35.33]
(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.

Surat Al Kahfi [18.30]
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik.
Surat Al Kahfi [18.31]
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;
Dari ayat diatas dikatakan bahwa orang beriman akan dimasukkan ke dalam Surga Adn diberi gelang emas dan mutiara dan pakaiannya adalah sutera hijau halus dan tebal, ada dipan-dipan dan tempat yang indah untuk istirahat. Artinya Di surga kita diberi papan, sandang, pangan dan harta benda. Tentunya dapat dipikirkan kalau Allah memberi sesuatu tentu kita pernah memintanya. Sudahkah kita memintanya? Terus bagaimana cara memintanya? Semua itu untuk kebutuhan Jasmani atau rohani? Kalau kita anggap kebutuhan jasmani mungkinkah sedangkan kebutuhan jasmani sudah dipenuhi di alam Fana dan sudah diberikan oleh Allah? Untuk kebutuhan rohani mana? Itu yang perlu kita pikirkan...!! karena kita diciptakan dua fisik yaitu fisik jasmani dan rohani. Seperti yang diterangkan dua ayat berikut ini.

Surat Al Hijr [15.28]
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Ini dapat disimpulkan yang diciptakan Allah adalah fisik jasmani karena dibuat dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan proses penciptaan selanjutnya dari mani.

Surat Al Hijr [15.29]
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Kesimpulan ayat ini setelah kejadian jasmani sempurna, Allah meniupkan ruh. Artinya fisik rohani.

Perlu diketahui bahwasannya roh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan harus diusahakan dari jasmanisnya. Caranya dengan didoakan dari jasmaninya agar diberi rahmat. Pengetahuan ini dijelaskan pada pengertian ketika manusia mati maka putuslah amalnya. Putus amal disini karena jasmaninya sudah rusak (mati) sehingga tidak bisa mendoakan kebutuhan rohaninya.