Kamis, 15 Maret 2012

Allah Menciptakan Dua Alam

Allah ingin dikenal makhluk-Nya, maka Allah mencipkan makhluk yang tujuannya agar makhluk itu mengenal Tuhannya. Oleh karena itu Allah menciptakan Alam untuk menempatkan makhluk-Nya. Penciptaan alam dijelaskan oleh Allah di ayat berikut :

S U R A T   A L - A ' R A F
7:54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

S U R A T   Y U N U S
10:3. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. (Zat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

S U R A T   H U U D
11:7. Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

S U R A T   A L - F U R Q A A N
25:59. Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.

S U R A T   A S - S A J A D A H
32:4. Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

S U R A T   Q A A F
50:38. Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.

S U R A T   A L - H A D I D
57:4. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Memahami penciptaan Allah langit dan bumi dalam enam masa sebenarnya Allah menciptakan dalam dua alam yaitu Alam Fana dan Alam Baqa. Proses penciptaan isi alam Baqa dan alam Fana tersebut anatara lain :
  1. Penciptaan Alam Baqa
  2. Penciptaan Isi Alam Baqa
  3. Penciptaan Alam Fana
  4. Penciptaan Isi Alam Fana
  5. Penciptaan Jin
  6. Penciptaan Manusia
Penciptaan Alam Baqa dan Isi Alam Baqa merupakan penciptaan alam ghoib. Alam ini tidak terlihat oleh pandangan manusia namun alam ini nyata adanya, cuma penglihatan manusia tidak mampu menembusnya. Isi alam Baqa meliputi 7 (Tujuh) Planet Surga dan 7 (Tujuh) Planet Neraka yang merupakan tempat kita yang kekal dan abadi setelah hari kiamat. Kita akan berada di salah satu planet tersebut sesuai dengan amal yang kita perbuat di dunia.

Penciptaan Alam Fana dan Isi Alam Fana adalah penciptaan Allah yang berada di Alam Fana. Di Alam Fana ini ada yang bisa kita lihat dan ada juga yang penglihatan kita tidak mampu menembusnya. Namun ada beberapa manusia yang diberi kelebihan melihat bagian alam Fana yang ghoib. Dicontohkan Isi alam Fana antara lain manusia, tumbuhan, binatang, air, udara, api, jin, alam jin, dan nirwana. Alam jin dan jin berada di Alam fana yang tidak terlihat oleh penglihatan manusia biasa. Namun ada beberapa manusia yang bisa melihat jin dan melihat alam jin.

Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan di Dimensi Ruang Alam.


Mengenal Diri Manusia

Diri Manusia 1 wadah 2 tubuh.
-          Raga – Jiwa
-          Jasad Kasar – Jasad Halus
-          Jasmani – Rohani
-          Semua butuh sandang, pangan dan papan.
-          Jasmani di alam Fana – Rohani di alam Baqa.
Bagaimana cara berdoa untuk memenuhi kebutuhan rohaninya? Bagaimana menurut penjelasan Al Qur’an?. Ayat berikut menjelaskan cara untuk memintakan kebutuhan rohani.

Surat At Tahrim [66.11]
Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim",

Ayat diatas merupakan contoh untuk berdoa minta papan. Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Istri fir’aun dijadikan contoh untuk berdoa minta dibangunkan rumah di Surga untuk kebutuhan rohaninya.

Surat Al A'raf [7.26]
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah telah menurunkan pakaian untuk rohani. Pakaian takwa itulah yang paling baik. Dan Allah berpesan mudah-mudahan selalu ingat. Tetapi kebanyakan manusia lupa dengan pakaian itu. Dan tidak pernah meminta.

Surat Al A'raf [7.27]
Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

Pada ayat diatas menjelaskan bahwasannya Adam dan Hawa dikelaurkan dari surga karena berbuat kesalahan melanggar peringatan dari Allah sehingga pakaiannya lepas. Dikatakan bahwasannya yang membuat Adam dan Hawa melanggar karena bisikan Iblis. Iblis dan pengikut-pengikutnya (jin) melihat kita akan tetapi kita tidak bisa melihat mereka. Dan jelas sekali bahwasannya mereka adalah musuh orang-orang yang beriman. Jadi dapat disimpulkan sesungguhnya musuh orang beriman bukanlah manusia, akan tetapi manusia itu dipengaruhi oleh iblis dan pengikutnya sehingga kita sesama manusia bermusuhan tetapi kita tidak sadar kalau sesungguhnya permusuhan ini semua perbuatan iblis dan pengikut-pengikutnya.

Alam ghoib adalah sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh indera jasmani. Bagaimana melihat alam ghoib? Jawabnya yaitu dengan akal, karena akal tidak mempunyai batasan. Allah menjelaskan dalam hadits qudsi “Ciptaanku yang paling besar adalah akal”.
Hal ini akan kita sadari kalau kita memikirkan bagaimana cara membenarkan ayat-ayat Allah pastilah jawabnya dengan akal, karena untuk membenarkan ayat-ayat Allah itu benar atau tidak tentunya kita akan berpikir.

Misal dua ayat berikut :
S U R A T   A L - K A H F I
18:109. Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).

S U R A T   L U Q M A N
31:27. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah.  Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Bagaimana untuk membenarkan dua ayat diatas? Tentunya cara membenarkannya dengan membandingkan penelitian para ilmuwan astronomi yang menyatakan ukuran bumi jika dibandingkan dengan planet-planet yang lain.
Ukuran bumi :
-          Bumi berputar pada porosnya 1669 km/jam
-          Bumi berputar mengelilingi matahari 365 hari
-          Bumi berputar dengan kecepatan 107.000 km/jam

Mari kita pahami ayat berikut :
S U R A T   A L - I M R O N
3:190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
3:191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

S U R A T   A L - B A Q A R A H
2:164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

Kesimpulan ayat diatas adalah hanya orang yang berakal/orang yang mau memikirkanlah yang mengetahui dan membenarkan kekuasaan Allah.

Rabu, 14 Maret 2012

Memahami Allah Maha Memelihara

Maha Memelihara itulah salah satu kesibukan Allah. Allah memelihara makhluk-Nya tiada henti. Bisa kita bayangkan jika Allah berhenti memelihara makhluk-Nya niscaya tidak ada kehidupan. Jika kita merenungkan diri kita, yang sebelumnya kita diciptakan kita belumlah bisa disebut, seperti yang disebutkan dalam ayat berikut :

SURAT AL INSAAN
76:1. Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?

76:2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.

Dari ayat itu dijelaskan ketika kita belum diciptakan kemudian Allah menciptakan manusia dari mani. Pertemuan sel sperma dan sel telur di dalam rahim yang melalui proses yang panjang tentulah jika kita pikirkan ada yang memeliharanya yaitu Allah. Yang perlu kita pikirkan agar kita bisa bersyukur bagaimana proses itu berjalan dengan sempurna yang melibatkan pemeliharaan Allah. 

Jika kita pikirkan dari air mani yang bercampur kemudian menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian baru dibentuk menjadi manusia yang sempurna. Tentulah proses panjang ini ada yang memeliharanya. Kita bisa mensyukuri dari memperhatikan hal-hal yang sekecil demikian. Jika dipahami betapa lemahnya kita ketka kita memikirkan kejadian diri kita, kemudian bisa bersyukur karena Allah telah memberikan anugerah yang amat besar sehingga kita bisa memahami pencipta kita yang Maha Memelihara. Kita dijadikan manusia yang sempurna yang dilahirkan di muka bumi dan Allah masih tetap memelihara diri kita. Hal ini dibuktikan kita masih diberi makan, minum, kesenangan kehidupan dunia dan sebagainya.

Inilah Allah selalu memelihara makhluk-Nya tiada henti sehingga kehidupan terus berjalan. Sejak Allah menciptakan Alam Baqa dan seluruh isinya dan Allah menciptakan Alam Fana dan seluruh isinya tentulah Allah selalu memelihara. Buktinya sampai saat ini semua ciptaan Allah masih terlihat dan masih kita rasakan. 

Hal demikian Allah mengurusi seluruh makhlauk-Nya tanpa kecuali. Kalau kita pikirkan ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa yang diluar jangkauan manusia. Memelihara hal yang sangat rumit yang mana kita mungkin tidak pernah memikirkannya itu bagi Allah sangat kuasa.

Di dalam kehidupan kita Allah telah mengatur memberikan petunjuk kepada kita lewat Al Qur'an seperti yang dijelaskan dalam ayat berikut :

S U R A T   A L - H I J R
15:9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

Dari ayat diatas disimpulkan bahwa Allah benar-benar memelihara apa-apa yang terkandung dalam Al Qur'an. Marilah kita sebagai makhluk selalu bisa bersyukur karena kita makhluk yang lemah ini, hidup kita dipelihara oleh Allah dan sudah sepantasnya kita bersyukur pada Allah.


Senin, 12 Maret 2012

Allah Adalah Zat, Yang Maha Esa

Keberadaan nama-nama Allah di sini bukan berarti nama itu yang disembah, karena nama hanyalah lafal yang terdiri dari huruf dan suara tetapi yang disembah adalah Zat yang mempunyai nama itu seperti yang disebutkan dalam Surat Al Ikhlas berikut :

QS. Al-Ikhlas (112). 
"Dia-lah Allah, Yang Maha Esa; Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu; Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia".
 
QS. Yunus 10:31
Katakanlah : ”Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan...?” Maka mereka akan menjawab: ”Allah”. Maka katakanlah : ”Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”
 
QS. Yunus 10:32.
Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)...?

Allah memberitahukan bahwa Allah itu adalah ”Zat”,
dalam QS. Al-Ikhlas (112):1. Katakanlah: ”Dia-lah Allah”, Yang Maha Esa,...
juga di 
QS. Al-Baqarah 2:163, "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 

QS. Al-’Ankabuut 29:46. "Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri." dan 

QS. Asy-Syaaffaat 37:4. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa.

Berarti dari kesimpulan sementara ayat diatas adalah Allah adalah Zat, Yang Maha Esa.

Kamis, 08 Maret 2012

Mengenal Allah Dengan Sebenarnya

Sebelum kita mengenal Allah dengan yang sebenarnya coba kita lihat hadist qudsi berikut ini :
  • "Mulanya Aku (Allah) merupakan simpanan yang tersembunyi, karena Aku ingin dikenal maka Aku ciptakan makhluk maka kenallah dia kepada-Ku"
  • "Barangsiapa kenal akan dirinya, maka kenal akan Tuhannya".
Dari kedua hadits diatas kita dapat memikirkan siapa Allah itu yaitu dari mana kita akan mengenal Allah. Menurut hadits diatas jika kita mengenali diri kita maka kita akan mengenal Tuhan kita. Terus pertanyaannya darimana kita akan memulai untuk mengenalnya?

Mari kita pahami tentang Allah dari nama-nama Allah yang tersurat dalam Al Asmaul Husna yang merupakan nama-nama Allah yang baik yang berjumlah 99. Allah adalah Dzat yang terkandung dalam seluruh nama-nama Allah terbaik dalam Al Asmaul Husna. 

Mari kita cermati ayat berikut :

S U R A T   A L - A ' R A F
7:180. Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaaulhusna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

S U R A T   A L - I S R A '
17:110. Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu"

S U R A T   T H A H A
20:8. Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai al asmaulhusna (nama-nama yang baik).

Mungkin dari memahami ayat-ayat tersebut kita dapat memahami bahwasannya nama-nama yang terbaik hanyalah kepunyaan Allah. Itulah nama Allah yang sesungguhnya dan merupakan totalitas Nama Tuhan yang mencakup segenap nama-nama yang lain yang secara umum kita mengenal 99 nama. Ke 99 nama tersebut dapat kita kelompokkan yang berkaitan dengan :

Sifat-sifat-Nya : yang mencerminkan mengenai akhlak atau budi pekerti Allah.
  • Yang Maha Pemurah
  • Yang Maha Pengasih
  • Yang Maha Pemaaf
  • Yang Maha Penyabar
  • Yang Maha Penyantun
  • Yang Maha Penolong
  • Yang Maha Adil
Pekerjaan-Nya :
  • Yang Maha Pencipta
  • Yang Maha Memelihara
  • Yang Maha Mengawasi
  • Yang Maha Pemberi
  • Yang Maha Menghitung
  • Yang Maha Pembentuk Rupa
Tentang Diri-Nya :
  • Yang Maha Besar
  • Yang Maha Halus
  • Yang Maha Nyata ada-Nya
  • Yang Maha bersifat Ruh
  • Yang Maha Paling Awal
  • Yang Maha Paling Akhir
  • Yang Maha Esa
  • Yang Maha Hidup
  • Yang Maha Berdiri Sendiri
  • Yang Maha Perkasa
Uraian kemudian dijelaskan dengan :
  • Zat Yang Maha Suci (Al-Quddus),
  • Maha Mengetahui,
  • Sumber segala ilmu (Al-Aliim),
  • Maha Cerdas (Ar-Rasyid),
  • Maha Kuasa (Al-Qaadir),
  • Maha Mengalahkan (Al-Qahar),
  • Maha Luas (Al-Wasii),
  • Maha Mendengar (Al-sami’ul),
  • Maha Melihat (Al-Bashiir),
  • Maha Dekat (Al-Qariib),
  • Maha Kekal (Al-Baaqii),
  • Maha Menggenggam (Al-Qabidhu),
  • Maha Meliputi (Al-Muhith),
  • Maha Mencipta Alam tanpa contoh (Al-Baadi).