Senin, 30 April 2012

Bagaimana Bersyukur itu?

Kita sering lupa dalam keseharian untuk selalu bersyukur. Jika kita memahami dan sadar bahwa kita makhluk yang lemah, niscaya kita akan mencari siapa Pencipta kita. Sebab kepada siapa kalau kita bersyukur kalau bukan kepada Pencipta kita. Jika kita sadari bahwa diri kita terlahir dari mani dan sel telur yang dipertemukan di dalam rahim, yang merupakan awal kita hidup, maka kita seharusnya senantiasa berfikir agar selalu bisa mensyukurinya. Bagaimana tidak......sebab jika kita pikirkan air mani yang tidak ada harganya, air yang hina telah berubah menjadi kita seorang manusia yang dimata Allah kita diangkat menjadi makhluk yang tinggi derajatnya disisi Allah.

Mari kita pahami ayat berikut ini :

S U R A T   A L - K A H F I
18:37. Kawannya (yang mukmin) berkata kepadanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?

S U R A T   A L - H A J J
22:5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Dari kedua ayat tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa kita diciptakan oleh Allah dari air mani. Tidak hanya ayat tersebut yang menerangkan kita diciptakan dari mani sebenarnya masih banyak ayat yang dijelaskan Allah dalam Al Qur'an.

Kemudian setelah menjadi manusia kita diangkat derajatnya. Mari kita pahami ayat berikut ini :

SURAT AL-IMRAN
3:139. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.

Oleh karena itu hendaknya kita harus benar-benar bersyukur kepada Allah karena kita telah diciptakan oleh Allah dan ditempatkan dengan derajat yang tinggi. Ini sungguh suatu nikmat anugrah yang tinggi jika kita bisa memahaminya. Bersyukur tidak semata-mata dengan ucapan lisan tetapi dengan memikirkan ciptaan Allah itu lebih bisa dirasakan. Karena kita makhluk yang lemh yang tidak bisa berupadaya kecuali dengan upadaya Allah SWT.

Kita juga bisa belajar bersyukur dengan cara memahami ciptaan-ciptaan Allah selalin kita, misalnya dengan memahami binatang di sekeliling kita yang mana mereka mempunyai kelebihan masing-masing yang tidak kita miliki. Misalnya dengan memahami burung yang terbang. Kita tidak bisa terbang namun dengan ilmu yang diberikan Allah kita bisa terbang dengan membuat alat untuk terbang. Hal-hal semacam ini bisa menggugah kita untuk selalu bersyukur kepada Allah dengan meluruskan akal kita kepada Allah.

Selasa, 24 April 2012

Sudahkah kita bersyukur ?

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada kita semua, agar kita tergolong menjadi orang yang beriman. Bersyukur seperti dijelaskan dalam Surat Ibrahim.

S U R A T   I B R A H I M
14:7. Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Dalam ayat diatas dapat disimpulkan jika kita mensyukuri nikmat Allah maka Allah akan menambah nikmat-Nya. Jika tidak mau bersyukur maka akan disiksa oleh Allah. Sekarang kita sadari apakah kita sudah bersyukur atau belum. Kita diberi rejeki sudahkah kita infaqkan sebagian harta kita? Jika ada orang yang meminta sudahkah kita ikhlas memberinya?

Namun kita harus terhindar seperti yang disebutkan dalam Surat Ibrahim ayat 2 dan 3.

SURAT IBRAHIM
14:2. Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.
14:3. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan jika kita lebih menyukai kehidupan dunia maka hukumnya kita termasuk orang yang kufur. Dan dijelaskan dalam ayat lain di surat yunus dibawah ini.

SURAT YUNUS
10:7. Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami,
10:8. mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.

Oleh karena itu kita tidak boleh melalaikan ayat-ayat Allah.

S U R A T   A L - A ' R A F
7:40. Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.

Kesimpulan ayat diatas yaitu bagi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah tidak akan mungkin masuk ke dalam surga.

Senin, 16 April 2012

Beriman Menurut Pandangan Allah

Mari memahami ayat berikut ini sebelum kita membahas mengenai iman kepada Allah.

Al Baqarah [2.8]
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Al Baqarah [2.9]
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Pertanyaannya sudahkah kita termasuk orang yang beriman menurut Allah?
Beriman kepada Allah yang diinginkan Tuhan seperti apa?

Coba kita lihat ayat berikut ini :
Yunus [10.100]
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Iman kepada Allah tidak hanya mengucapkan atau percaya saja pada Tuhan. Orang Islam mengakui adanya Tuhan, Orang Nasrani juga mengakui adanya Tuhan, Orang Hindu juga mengakui adanya Tuhan dan agama lain juga mengakui adanya Tuhan. Artinya banyak orang yang hanya percaya pada Tuhan hanya sekedar percaya dan mereka tidak mau menggunakan akalnya. Gambaran untuk memiliki sebuah surat ijin mengemudi (STNK) itu saja sulit atau artinya untuk mengakui seorang pengendara harus ada surat ijinnya.

Mari kita perhatikan ayat berikut :
Al Hujurat [49.14]
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ada orang-orang jaman dahulu yaitu orang Badui yang mengaku beriman saja Allah menolak. Namun oleh Allah mereka baru dibilang runduk/menyerah/baru tunduk dan belum beriman. Dalam ayat itu ada sesuatu yang akan dimasukkan ke dalam dada manusia.

Mari dipahami ayat berikut ini:
Al Baqarah [2.62]
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Ayat diatas baik orang Islam, Orang Yahudi, Orang Nasrani dan orang Shabiin asalkan mereka benar-benar beriman dan beramal saleh, mereka akan mendapat pahala dari Allah. Ayat ini menjelaskan bahwa tidak hanya orang Islam saja yang dianggap orang beriman. Jika kita berpandangan jauh kedepan timbul pertanyaan apakan sudah pasti orang Islam itu orang beriman? kenyataannya kita melihat disekeliling kita banyak orang Islam yang masih mendatangi tempat-tempat pemujaan, masih menggunakan adat-adat yang tidak diperintah oleh Allah dalam Alqur'an.

Jika kita menggunakan akal maka kita akan berpandangan lain mengenai pemahaman iman itu. Kita merasa iman kalau Allah sudah mengijini kepada kita. Bagaimana cara Allah memberi ijin kepada kita sebagai tanda bukti bahwa kita sudah menjadi orang iman? Allah akan memasukkan keimanan ke dalam dada kita. Apa yang dimasukkan ke dalam dada kita? Mari kita cermati ayat berikut :

Al Ankabut [29.49]
Sebenarnya, Al Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang lalim.

Dari ayat diatas disimpulkan bahwa Allah memasukkan ke dalam dada orang beriman berupa Al Qur'an. Masalahnya kita tidak mengetahui Al Qur'an yang dimasukkan ke dalam dada manusia karena ghaib. Hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya yaitu orang-orang yang ditunjuk diberi kesanggupan oleh Allah.

Rabu, 11 April 2012

Untuk menjadi orang beriman harus ada ijin dari Tuhan.

Surat Yunus [10.100]
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa menjadi orang beriman harus mendapat ijin dari Allah. Tidak hanya sekedar percaya bahwa Tuhan itu Esa seperti yang terdapat dalam rukun iman kemudian mengaku orang beriman. Karena kebanyakan kita manusia memahami beriman setelah mengucapkan dua kalimat syahadat dan percaya rukun iman kemudian menganggap diri kita telah menjadi orang beriman. Padahal dijelaskan ayat diatas Surat Yunus ayat 100 bahwasannya orang beriman adalah Allah yang memberi dengan ijin-Nya. Kemudian mari kita pahami ayat berikut :

Surat Al Baqarah [2.8]
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.

Surat Al Baqarah [2.9]
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.

Dari dua ayat diatas diceritakan bahwa pada jaman dahulu (Zaman Rasul Muhammad) ada orang yang baru masuk Islam kemudian mengatakan dirinya orang beriman. Tetapi Allah memberitahukan bahwa sesungguhnya mereka bukan orang beriman tetapi baru masuk Islam. Dan mereka hendak menipu Allah dan orang-orang beriman. Padahal menurut pandangan Allah mereka itu hanya menipu dirinya sendiri. Mereka mengaku iman tetapi menurut Allah mereka bukan orang beriman. Coba pikirkan ayat diatas.

Dijelaskan lagi pada ayat yang lain di bawah ini.
Surat Al Hujurat [49.14]
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Ayat diatas juga menjelaskan hal yang sama ketika orang Badui mengatakan bahwa mereka orang beriman tetapi Allah memberitahukan bahwa mereka belum beriman tetapi baru tunduk (baru Islam). Allah memberitahukan bahwa Allah belum memasukkan keimanan ke dalam dada. Ternyata dari ayat ini disimpulkan bahwa dikatakan orang beriman  jika Allah sudah memasukkan sesuatu ke dalam dada seseorang baru orang itu dikatakan beriman. Masalahnya sesuatu itu apa yang dimasukkan ke dalam dada orang yang akan menjadi orang beriman itu? Di dada mana? Di jasmani atau rohani?  Itu yang mesti kita pikirkan..!!

Dari beberapa ayat diatas disimpulkan bahwa orang beriman itu :
-          Harus ada ijin dari Allah.
-          Ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam dada rohaninya.

Senin, 09 April 2012

Ciri-Ciri Orang Beriman Menurut Pandangan Allah

Kemudian Ciri-ciri orang beriman itu bagaimana?
Mari kita pahami ayat berikut :
Surat Fathir [35.33]
(Bagi mereka) surga Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.

Surat Al Kahfi [18.30]
Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan (nya) dengan baik.
Surat Al Kahfi [18.31]
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;
Dari ayat diatas dikatakan bahwa orang beriman akan dimasukkan ke dalam Surga Adn diberi gelang emas dan mutiara dan pakaiannya adalah sutera hijau halus dan tebal, ada dipan-dipan dan tempat yang indah untuk istirahat. Artinya Di surga kita diberi papan, sandang, pangan dan harta benda. Tentunya dapat dipikirkan kalau Allah memberi sesuatu tentu kita pernah memintanya. Sudahkah kita memintanya? Terus bagaimana cara memintanya? Semua itu untuk kebutuhan Jasmani atau rohani? Kalau kita anggap kebutuhan jasmani mungkinkah sedangkan kebutuhan jasmani sudah dipenuhi di alam Fana dan sudah diberikan oleh Allah? Untuk kebutuhan rohani mana? Itu yang perlu kita pikirkan...!! karena kita diciptakan dua fisik yaitu fisik jasmani dan rohani. Seperti yang diterangkan dua ayat berikut ini.

Surat Al Hijr [15.28]
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Ini dapat disimpulkan yang diciptakan Allah adalah fisik jasmani karena dibuat dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan proses penciptaan selanjutnya dari mani.

Surat Al Hijr [15.29]
Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Kesimpulan ayat ini setelah kejadian jasmani sempurna, Allah meniupkan ruh. Artinya fisik rohani.

Perlu diketahui bahwasannya roh tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan harus diusahakan dari jasmanisnya. Caranya dengan didoakan dari jasmaninya agar diberi rahmat. Pengetahuan ini dijelaskan pada pengertian ketika manusia mati maka putuslah amalnya. Putus amal disini karena jasmaninya sudah rusak (mati) sehingga tidak bisa mendoakan kebutuhan rohaninya.

Sabtu, 07 April 2012

Kehidupan Dunia hanyalah Sendau Gurau

Kehidupan dunia adalah sendau gurau. Demikian seperti firman Allah dalam SURAT   AL-AN 'AAM

Dalam ayat 6:32. "Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"

Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan di dunia ini bukan kehidupan yang sebenarnya dan kehidupan akhirat itu yang sebenarnya. Maka seharusnya kita lebih mengutamakan kehidupan akhirat agar kita bisa selamat setelah kita mati. Karena tidak ada lagi kehidupan di dunia setelah mati kecuali kehidupan akhirat.

Kemudian di ayat 6:70. "Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia.  Peringatkanlah (mereka) dengan Al Qur'an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka, karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa'at selain daripada Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu.

Dari ayat ini disimpulkan bahwa orang yang menjadikan agama sebagai mainan sebenarnya dia telah ditipu dengan kehidupan dunia. Mereka lalai kehidupan akhirat. Maka mereka akan diancam dimasukkan ke neraka dan akan di siksa.

Dan ayat 6:130. Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.

Dari ayat ini disimpulkan bahwa sebenarnya Allah telah mengutus seorang utusan dari golongan kita sendiri untuk memberitahukan bahwa kehidupan dunia itu hanyalah menipu dan agar mengutamakan kehidupan akhirat. Tapi kebanyakan manusia terlena oleh kehidupan akhirat. Jarang manusia yang mau memikirkan kehidupan yang sebenarnya yaitu di kampung akhirat.
Oleh karena itu marilah kita pikirkan agar kehidupan kita ini bisa selamat sampai di negeri akhirat maka kita hendaknya mulai sekarang harus memikirkan kehidupan yang sebenarnya dengan menggunakan akal kita untuk memahami Siapakah yang menciptakan kita.

Kamis, 05 April 2012

Mencintai Kehidupan Dunia Adalah Kufur

Wah sepertinya Judul artikel kali ini ngeriiii....
Seperti kita kita ketahui kita hidup merupakan suatu perjalanan kehidupan dimana kita belum selesai menjalankan kehidupan yang sebenarnya. Jika kita tengok ke belakang kita menyadari sebelum terlahir kedunia kita hidup di alam rahim orang tua kita dengan rata-rata lamanya sekitar sembilan bulan sepuluh hari. Kemudian kita lahir kedunia dengan lama waktu yang tidak sama. Setelah mati kita yang harus memikirkan kemana? Pengetahuan inilah yang jarang dipikirkan manusia. Setelah mati kemana?

Dalam kehidupan dunia ini telah diterangkan Allah bahwa hidup di dunia sementara, sendau gurau. Maka kita harus memikirkan agar kita tidak terlalu mencintai kehidupan dunia seperti yang diterangkan dalam ayat berikut ini :

S U R A T   I B R A H I M

14:2. Allah yang memiliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.
14:3. (yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.

Dari kedua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia sama saja orang kafir.

Maka hendaknya kita yang merasa orang iman hendaknya jangan terlalu sibuk memikirkan kehidupan dunia untuk menumpuk-numpuk harta atau untuk memenuhi keinginan kita. Kita harus sadar bahwa kekayaan bisa membawa kita menjadi sengsara. Jadi jangan hanya memikirkan enaknya saja kita punya harta, sebab disitulah syaitan berserikat. Dengan harta itulah kita akan dilalaikan kepada Allah. Mari kita pahami ayat dibawah ini :

S U R A T   A L - I S R A '

17:61. Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu semua kepada Adam", lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?"

17:62. Dia (iblis) berkata: "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku?  Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil".

17:63. Tuhan berfirman: "Pergilah, barang siapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup.

17:64. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah telah memberi kesempatan kepada iblis untuk menyesatkan manusia dengan berserikat kepada harta dan anak-anak. Oleh karena itu kita hendaknya lebih hati-hati jangan sampai dengan harta yang Allah berikan kepada kita kita malah melalaikan Allah.

Rabu, 04 April 2012

Melangkah Mencari Kebenaran

Untuk mencari kebenaran hendaknya kita :
-          Tidak Prasangka
-          Tidak Merasa Benar Sendiri
-          Tidak Kultus baik Kultus individu, golongan, bahasa dan bangsa.
-          Tidak Merasa puas

Kewajiban menuntut ilmu.
-          Wajib bagi orang Islam.
-          Carilah ilmu sampai tiang lahat.
-          Carilah ilmu sampai negeri Cina.

Kebenaran itu bagaimana?
Mari kita pahami ayat berikut :

Surat Al An'aam [6.32]
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Surat Al Ankabut [29.64]
Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.

Dari dua ayat diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang sebenarnya bukan kehidupan dunia (Alam Fana), tetapi kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan di Akhirat (Alam Baqa).  Ini menunjukkan bahwa semua kehidupan di dunia adalah tipuan, termasuk jasmani diri kita ini bukanlah merupakan diri kita yang sebenarnya. Diri kita yang sebenarnya adalah roh (rohani) kita yang telah dijelaskan dalam kejadian/penciptaan manusia ketika bertemunya sel sperma dan sel telur dan kemudian menetap di rahim barulah Allah meniupkan roh-Nya.

Kemudian mari kita perhatikan ayat berikut :
Surat Al Ashr
1.     Demi masa.
2.     Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
3.     kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa Allah telah bersumpah bahwasannya waktu di dunia sangat sempit dan di akhirat adalah kekal. Bahwa manusia di akhirat benar-benar dalam kerugian kecuali orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, nasehat-menasehati dalam kebenaran, dan supaya menetapi kesabaran.